Pariwisata merupakan salah satu sumber pemasukan utama bagi
Indonesia. Pariwisata menyumbang 6,3 milliar dollar pemasukan negara pada tahun
2009, dan diharapkan angka
tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu provinsi yang
mempunyai potensi pariwisata terbesar di Indonesia adalah Daerah Istimewa
Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai perpaduan berbagai unsur unik
budaya lokal dan alam sehingga wilayah tersebut terkenal, tidak saja di
kalangan wisatawan lokal namun juga manca negara.
Logo DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)
Pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta masih mempunyai
potensi yang lebih untuk dikembangkan. Potensi tersebut dapat digolongkan
sekurangnya menjadi 3 jenis. Potensi di bidang kuliner, yang berhubungan dengan
masakan dan panganan khususnya masakan dan panganan tradisional. Potensi di
bidang budaya termasuk di dalamnya potensi wisata sejarah dan hasil karya seni
yang berkembang sangat luas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Potensi di bidang
pariwisata alam, terutama daerah pantai dan pegunungan yang sebagian besar
masih belum tereksplorasi dan dikenal publik secara luas.
Di bidang kuliner, Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai
ragam kuliner dan panganan khas yang terkenal di seluruh Indonesia (Pusat Kajian Makanan Tradisional, 2009). Gudeg sebagai
contohnya, merupakan kuliner tradisional yang menjadi ciri khas utama Daerah
Istimewa Yogyakarta. Contoh lain adalah bakpia, yang merupakan panganan khas
yang unik dan menarik karena sebagian besar hanya diproduksi di Daerah Istimewa
Yogyakarta saja. Salain itu masih banyak contoh ragam kuliner di Daerah
Istimewa Yogyakarta yang masih belum digali potensinya dan belum diperkenalkan
secara luas.
Di bidang wisata budaya, tidak dapat disangsikan lagi bahwa
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu pusat kebudayaan di Indonesia,
terutama kebudayaan masyarakat Jawa. Sejak ratusan tahun lalu, wilayah ini
merupakan pusat kekuasaan dari berbagai kerajaan besar di nusantara, Kerajaan
Mataram, Syailendra bahkan Kesultanan Yogyakarta itu sendiri. Peninggalan
budaya tersebar luas di mana-mana, dari mulai candi-candi kuno, hingga keraton
dan benteng-benteng Belanda.
Sedangkan di bidang wisata alam, masih banyak daerah yang
belum dijamah meskipun tempat tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan
sebagai tempat wisata alam. Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai bentuk
demografi wilayah yang unik antara lain karena wilayah pegunungannya yang tidak
jauh berbatasan dengan pantai. Hal tersebut membuat wisata alam di Yogyakarta
menjadi sebuah kekuatan pariwisata yang mampu diandalkan.
Oleh karena banyaknya potensi pariwisata yang dimiliki
Daerah Istimewa Yogyakarta, maka diperlukan sebuah sistem yang mampu
mengakomodasi sekaligus meningkatkan potensi wisata di wilayah tersebut. Peta
wisata Yogyakarta merupakan sebuah solusi yang mampu menggali potensi sekaligus
menjadi wadah informasi pariwisata
Daerah Istimewa Yogyakarta. Informasi Peta Wisata dan Kuliner Yogyakarta ini
diharapkan mampu diakses dan dikonsumsi tidak hanya wisatawan dalam negeri,
melainkan juga wisatawan manca negara yang ingin mencari tujuan wisata di
Yogyakarta.
Aplikasi Peta Wisata dan Kuliner Yogyakarta ini dibangun
sebagai respon dari kebutuhan informasi kepariwisataan Daerah Istimewa
Yogyakarta yang masih sangat terbatas.
Informasi Peta Wisata dan Kuliner di Daerah Istimewa Yogyakarta ini
diharapkan mampu diakses dan dikonsumsi tidak hanya wisatawan dalam negeri,
melainkan juga wisatawan manca negara yang ingin mencari tujuan wisata di
Yogyakarta.
Aplikasi Peta Wisata dan Kuliner Yogykarta mempunyai bebeberapa keunggulan. Pertama,
informasi Web Peta Wisata dan Kuliner
Yogyakarta bersifat dinamis. Setiap anggota yang terdaftar dalam sistem Aplikasi Peta Wisata dan Kuliner Yogykarta
diperbolehkan untuk memberikan tambahan informasi, review dan menambahkan
aksesoris seperti foto dan lain sebagainya. Keunggulan selanjutnya adalah,
digunakannya Google Map API. Dengan digunakannya Google Map API diharapkan
pengguna Peta Wisata dan Kuliner Yogyakarta mampu memperoleh secara mudah
informasi tempat wisata yang diinginkannya.
Pada tahap pengembangan selanjutnya, Aplikasi Peta Wisata dan Kuliner Yogykarta diganti nama
sebagai Jogjanan (Jogja Kuliner dan Jalan-Jalan) serta akan dikembangkan dengan
berbagai macam penggunaannya. Selain dapat diakses lewat web, aplikasi tersebut diharapkan mampu diakses oleh berbagai
bentuk aplikasi lain seperti android, aplikasi java mobile dan tentu saja akses oleh mobile web. Oleh karena itu
dibutuhkan rancangan web service agar
data pada Aplikasi Peta Wisata dan Kuliner Yogyakarta dapat dikonsumsi oleh
berbagai aplikasi lain yang membutuhkannya.
Diagram Komunikasi Informasi Wisata
Selain data akan dikonsumsi oleh berbagai macam aplikasi
lain disamping website, aplikasi Peta
Wisata dan Kuliner Yogyakarta diharapkan juga dapat mengkonsumsi data yang
didistribusikan pada beberapa server
dalam berbagai macam kantor dinas
pariwisata di masing-masing kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta. Distribusi
data akan dilakukan pada instansi dan dinas terkait di 3 kabupaten di Daerah
Istimewa Yogyakarta yaitu: Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulon Progo, dan
Kabupaten Bantul, seperti halnya yang ada pada gambar di atas.
Oleh sebab itu, web service dapat
menjadi sebuah solusi interoperabilitas antara database yang membuat data dapat
dikonsumsi secara baik.
2 komentar:
Melihat gambar data dan plan programnya keren, entah kapan para aktivis dan pemerintah di Kalimantan Berpikir seperti ini. kalau sukses bisa jadi contoh yang baik.
Kebetulan itu real tugas akhir saya.. mungkin beberapa saat lagi sudah akan ada versi resminya yang keluar
Posting Komentar