Minggu, 30 Oktober 2011

Pengembangan Konten Informasi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta


 
Pariwisata merupakan salah satu sumber pemasukan utama bagi Indonesia. Pariwisata menyumbang 6,3 milliar dollar pemasukan negara pada tahun 2009, dan diharapkan angka tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu provinsi yang mempunyai potensi pariwisata terbesar di Indonesia adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai perpaduan berbagai unsur unik budaya lokal dan alam sehingga wilayah tersebut terkenal, tidak saja di kalangan wisatawan lokal namun juga manca negara. 
Logo DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)

Pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta masih mempunyai potensi yang lebih untuk dikembangkan. Potensi tersebut dapat digolongkan sekurangnya menjadi 3 jenis. Potensi di bidang kuliner, yang berhubungan dengan masakan dan panganan khususnya masakan dan panganan tradisional. Potensi di bidang budaya termasuk di dalamnya potensi wisata sejarah dan hasil karya seni yang berkembang sangat luas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Potensi di bidang pariwisata alam, terutama daerah pantai dan pegunungan yang sebagian besar masih belum tereksplorasi dan dikenal publik secara luas.


Di bidang kuliner, Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai ragam kuliner dan panganan khas yang terkenal di seluruh Indonesia (Pusat Kajian Makanan Tradisional, 2009). Gudeg sebagai contohnya, merupakan kuliner tradisional yang menjadi ciri khas utama Daerah Istimewa Yogyakarta. Contoh lain adalah bakpia, yang merupakan panganan khas yang unik dan menarik karena sebagian besar hanya diproduksi di Daerah Istimewa Yogyakarta saja. Salain itu masih banyak contoh ragam kuliner di Daerah Istimewa Yogyakarta yang masih belum digali potensinya dan belum diperkenalkan secara luas. 

Di bidang wisata budaya, tidak dapat disangsikan lagi bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu pusat kebudayaan di Indonesia, terutama kebudayaan masyarakat Jawa. Sejak ratusan tahun lalu, wilayah ini merupakan pusat kekuasaan dari berbagai kerajaan besar di nusantara, Kerajaan Mataram, Syailendra bahkan Kesultanan Yogyakarta itu sendiri. Peninggalan budaya tersebar luas di mana-mana, dari mulai candi-candi kuno, hingga keraton dan benteng-benteng Belanda. 

Sedangkan di bidang wisata alam, masih banyak daerah yang belum dijamah meskipun tempat tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tempat wisata alam. Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai bentuk demografi wilayah yang unik antara lain karena wilayah pegunungannya yang tidak jauh berbatasan dengan pantai. Hal tersebut membuat wisata alam di Yogyakarta menjadi sebuah kekuatan pariwisata yang mampu diandalkan. 

Oleh karena banyaknya potensi pariwisata yang dimiliki Daerah Istimewa Yogyakarta, maka diperlukan sebuah sistem yang mampu mengakomodasi sekaligus meningkatkan potensi wisata di wilayah tersebut. Peta wisata Yogyakarta merupakan sebuah solusi yang mampu menggali potensi sekaligus menjadi wadah  informasi pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta. Informasi Peta Wisata dan Kuliner Yogyakarta ini diharapkan mampu diakses dan dikonsumsi tidak hanya wisatawan dalam negeri, melainkan juga wisatawan manca negara yang ingin mencari tujuan wisata di Yogyakarta. 

Aplikasi Peta Wisata dan Kuliner Yogyakarta ini dibangun sebagai respon dari kebutuhan informasi kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta yang masih sangat terbatas.  Informasi Peta Wisata dan Kuliner di Daerah Istimewa Yogyakarta ini diharapkan mampu diakses dan dikonsumsi tidak hanya wisatawan dalam negeri, melainkan juga wisatawan manca negara yang ingin mencari tujuan wisata di Yogyakarta.

Aplikasi Peta Wisata dan Kuliner Yogykarta mempunyai bebeberapa keunggulan. Pertama, informasi Web Peta Wisata dan Kuliner Yogyakarta bersifat dinamis. Setiap anggota yang terdaftar dalam sistem Aplikasi Peta Wisata dan Kuliner Yogykarta diperbolehkan untuk memberikan tambahan informasi, review dan menambahkan aksesoris seperti foto dan lain sebagainya. Keunggulan selanjutnya adalah, digunakannya Google Map API. Dengan digunakannya Google Map API diharapkan pengguna Peta Wisata dan Kuliner Yogyakarta mampu memperoleh secara mudah informasi tempat wisata yang diinginkannya. 

Pada tahap pengembangan selanjutnya, Aplikasi Peta Wisata dan Kuliner Yogykarta diganti nama sebagai Jogjanan (Jogja Kuliner dan Jalan-Jalan) serta akan dikembangkan dengan berbagai macam penggunaannya. Selain dapat diakses lewat web, aplikasi tersebut diharapkan mampu diakses oleh berbagai bentuk aplikasi lain seperti android, aplikasi java mobile dan tentu saja akses oleh mobile web.  Oleh karena itu dibutuhkan rancangan web service agar data pada Aplikasi Peta Wisata dan Kuliner Yogyakarta dapat dikonsumsi oleh berbagai aplikasi lain yang membutuhkannya. 

 Diagram Komunikasi Informasi Wisata

Selain data akan dikonsumsi oleh berbagai macam aplikasi lain disamping website, aplikasi Peta Wisata dan Kuliner Yogyakarta diharapkan juga dapat mengkonsumsi data yang didistribusikan pada beberapa server dalam berbagai macam  kantor dinas pariwisata di masing-masing kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta. Distribusi data akan dilakukan pada instansi dan dinas terkait di 3 kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu: Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Bantul, seperti halnya yang ada pada gambar di atas. Oleh sebab itu, web service dapat menjadi sebuah solusi interoperabilitas antara database yang membuat data dapat dikonsumsi secara baik.

2 komentar:

budi borneo mengatakan...

Melihat gambar data dan plan programnya keren, entah kapan para aktivis dan pemerintah di Kalimantan Berpikir seperti ini. kalau sukses bisa jadi contoh yang baik.

anindita saktiaji mengatakan...

Kebetulan itu real tugas akhir saya.. mungkin beberapa saat lagi sudah akan ada versi resminya yang keluar