Kamis, 17 November 2011

Big Bang (Penyatuan Konsep Agama dan Sains)

Steady State (sebuah konsep yang menyatakan bahwa alam semesta adalah sebuah bentuk yang solid dan tetap) diterima sebagai satu-satunya penjelasan logis mengenai alam semesta. Konsep tersebut bahkan diterima oleh berbagai ilmuwan terkenal di dunia, termasuk salah seorang manusia paling jenius seperti Einstein. Konsep tersebut terus berkembang hingga Georges Lemaitre, seorang Pendeta Katolik Roma melemparkan sebuah ide revolusioner sekaligus radikal mengenai bagaimana konsep alam semesta ini yang sesungguhnya. Lemaitre bertolak dari konsep agama yaitu penciptaan. Bahwa alam semesta ini datang dari kehampaan dan kemudian muncul, diciptakan hingga menjadi bentuk sekarang ini. Konsep ini kemudian menjelma menjadi Teori Big Bang (Ledakan Besar). Teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari sebuah titik sangat kecil, sangat panas hingga tidak bisa diukur dengan konsep keilmuwan sekarang ini. Pada sebuah perjalanan waktu, titik tersebut meledak, menyebar dan mengembang menjadi bentuk alam semesta sekarang ini. 

Pengambaran Kejadian Big Bang

Teori Big Bang dikuatkan dengan berbagai macam data. Salah satunya adalah observasi yang dilakukan oleh Hubble (yang namanya kemudian diabadikan sebagai nama teleskop luar angkasa paling canggih yang pernah dimiliki manusia) tentang pergerakan alam semesta. Jarak antar galaksi tidaklah tetap dan pada pengukuran tertentu, jarak tersebut saling menjauh terhadap sebuah titik. Titik itulah yang yang diprediksikan sebagai titik awal Big Bang. Hubble bahkan berhasil melakukan perhitungan tentang umur alam semesta. Hubble memperkirakan bahwa alam semesta ini berumur 2 miliar tahun, sebuah perhitungan yang salah besar karena bumi ini saja diperkirakan sudah berumur lebih dari 4 miliar tahun. Namun dengan berbagai data yang dikumpulkan kemudian, umur tersebut dikoreksi menjadi sekitar 13 miliar tahun. Hasil perhitungan itulah yang sekarang ini diterima oleh berbagai kalangan.  

Ada sebuah guyonan mengenai Big Bang yang menyatakan bahwa teori ini adalah sebuah konsep yang salah kaprah. Pertama tidak ada yang Big (Besar) karena alam ini berasal dari sesuatu yang kecil (atau bahkan tidak ada) dan kesalahan kedua adalah tidak ada yang Bang (Ledakan) karena tidak ada ruang yang tercipta saat itu, tidak ada juga oksigen dan berbagai macam hal yang mendukung konsep ledakan seperti sekarang ini -- :D. Namun secara umum, istilah Big Bang (Ledakan Besar) tetap dipertahankan untuk mempermudah pemahaman terhadap konsep ini.

Teori Big Bang menjadi sebuah teori evolusioner yang berhasil mempersatukan antara konsep keilmuwan dan konsep keagamaan di dalam satu jalur. Teori Big Bang mendukung teori penciptaan yang umum diterima di kalangan agamawan. Teori ini juga menjadi solusi tentang berbagai pertanyaan, salah satunya bagaimana alam ini akan berakhir? Seperti yang telah kita ketahui, dari hasil observasi Hubble bahwa alam semesta ini tidaklah statis. Alam semesta bergerak menjauhi sebuah titik tertentu. Dan yang lebih mengejutkan lagi, dari beberapa observasi dewasa ini, alam semesta tidak hanya bergerak menjauhi titik tertentu, namun juga bergerak secara akselerasi (mempercepat diri dari waktu ke waktu). 

Percepatan alam semesta menarik perhatian para peneliti. Karena percepatan itu membutuhkan sebuah energi penggerak. Untuk sementara ini, gaya gravitasi masih mampu mengimbangi energi yang diciptakan oleh hasil percepatan pergerakan alam semesta, namun pada suatu saat nanti, jika percepatan lebih memegang peran daripada gravitasi, maka alam semesta akan kehilangan harmoni pergerakannya. Itulah yang oleh banyak ahli disebut sebagai akhir dari alam semesta. Atau setidaknya akhir dari harmoni pergerakan alam semesta.  

Ketika gaya gravitasi yang mempertahankan kondisi bentuk dari susunan galaksi, galaksi itu sendiri dan susunan tata surya, maka harmoni alam akan hilang. Ketika harmoni itu hilang, tidak ada lagi bentuk yang dipertahankan sehingga muncullah kekacauan di alam semesta. Planet dan planet saling bertabrakan karena tidak ada lagi gaya gravitasi yang mempertahankan garis evolusinya. Semua itu akan berlanjut pada tingkat yang lebih tinggi, tata surya dan galaksi, menyebabkan seluruh harmoni alam semesta hilang dan tidak ada lagi.

Teori Big Bang secara ilmiah dapat menjelaskan bagaimana alam semesta ini tercipta dan nasib alam semesta ini kemudian. Teori ini mampu mensinergikan antara agama dan sains yang selama ini terus menerus berbenturan. Mungkin saja benar bahwa alasan satu-satunya benturan antara agama dan sains adalah bahwa sains masih terlalu muda untuk memahami agama. Big Bang adalah salah satu bukti kuat bahwa berbagai macam dogma di dalam agama merupakan sebuah kebenaran. Dan di masa mendatang, akan lebih banyak penjelasan ilmiah yang sejalan antara agama dan sains.

Tidak ada komentar: