Banyak pihak yang
menyatakan bahwa memiliki IPK tinggi tidaklah menjamin masa depan
seseorang, di lain pihak, banyak sekali yang menyatakan bahwa IPK
tinggi itu sangat penting untuk mengukur keberhasilan kualitas
seorang sarjana. Lalu, manakah yang benar? Apakah mempunyai IPK
tinggi itu benar-benar akan menjamin masa depan seorang sarjana?
Berikut adalah beberapa quote yang berkisar tentang permasalahan itu
dan pendapat pribadi saya tentangnya. (Semoga dapat menjadi bahan
pertimbangan rekan-rekan sekalian :D )
“IPK yang tinggi tidak
menjamin masa depan seorang sarjana” itu adalah fakta yang benar.
Seorang sarjana tidak cukup hanya mempunyai IPK tinggi saja untuk
menghadapi berbagai tantangan yang menghadangnya. Kemampuan
berorganisasi, kemampuan keterampilan lain dan mungkin beberapa
kelengkapan lain diperlukan agar seorang sarjana mampu menjadi
manusia yang unggul. Namun satu hal yang paling penting adalah,
“Mental seorang sarjana”. Seorang sarjana diharapkan mempunyai
mental yang kuat, kokoh dan mempunyai pemikiran sistematis dalam
menghadapi berbagai masalah.
“Kemampuan
berorganisasi lebih penting dari IPK tinggi” terkadang fakta ini
benar dalam sebuah batasan tertentu. Kemampuan organisasi sangatlah
penting untuk menempatkan diri seseorang dalam struktur sosial
masyarakat dan tempat dimana ia bekerja. Seseorang yang mempunyai
kemampuan organisasi akan mempunyai nilai lebih dimanapun dan
kapanpun ia berada.
“IPK tidak mencerminkan
kemampuan seseorang yang sebenarnya.” ini adalah pernyataan yang
benar. IPK yang tinggi memang tidak selalu mencerminkan kemampuan
seseorang. Namun bisa dikatakan bahwa hampir benar bahwa IPK tinggi
itu menceriminkan kemauan seseorang. IPK tinggi bisa (walaupun tidak
selamanya) menentukan bahwa seseorang itu mempunyai kemauan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya dengan sebaik
mungkin sesuai dengan kemampuannya.
“IPK tinggi hanya
berguna sampai pada pendaftaran pekerjaan” ini yang perlu
diluruskan. IPK tinggi memang menjadi patokan awal dalam seleksi
pekerjaan atau seleksi awal dalam mendapatkan beasiswa untuk
melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Namun perlu
diingat bahwa semakin baik IPK seseorang, maka ia akan mempunyai
peluang lebih tinggi dalam mendapatkan pekerjaan yang ia inginkan dan
tentu saja pekerjaan yang baik, baik dalam artian perusahaan yang
baik dan baik dalam artian masa depan. Hal tersebut tentu akan
menjadi sebuah efek domino, pekerjaan yang baik, masa depan cerah,
keluarga yang tercukupi kebutuhannya dan seterusnya. Itu yang perlu
kita perhatikan baik-baik.
“IPK tinggi itu lebih
baik menjadi dosen saja.” Pernyataan ini sungguh sangat keliru. IPK
tinggi itu dibutuhkan baik di bidang akademik maupun di bidang-bidang
lain. Tapi memang IPK tinggi biasanya lebih dibutuhkan pada bidang
pendidikan daripada yang lain.
“Mendapatkan IPK tinggi
itu sia-sia karena membuang masa muda kita” ini pernyataan yang
salah kaprah. IPK tinggi itu sebenarnya tidak terlalu sulit untuk
diperoleh. Hanya ada 2 buah kunci (menurut pengalaman saya) untuk
mendapatkan IPK (yang setidaknya baik :D ) yaitu belajarlah di saat
yang tepat dan kerjakan apa yang perlu dikerjakan. “Belajarlah di
waktu yang tepat” itu berarti kita harus mampu membagi waktu dengan
baik, jika pada waktu ujian, persiapkan ujian itu dengan baik. Pada
waktu senggang dan luang, rekreasilah jika memang itu diperlukan.
Sedangkan “kerjakan apa yang perlu dikerjakan” mengandung maksud,
kita harus mengerjakan segala sesuatu (tugas dll) sesuai permintaan
dan instruksi. Dengan begitu, biasanya secara otomatis indeks
prekstasi kita juga akan meningkat. Sesuai dengan kemampuan dan usaha
yang telah kita lakukan.
Beberapa orang di antara
kita (atau malah kebanyakan dari kita) menjalani kuliah hanya sekali
seumur hidup. Tentu saja nalarnya, kita tidak mau menyia-nyiakan
kesempatan itu dengan menyepelekannya begitu saja. Indeks prestasi
yang tinggi akan menjadi sebuah raihan kita tersendiri selain
berbagai kegiatan yang memang perlu kita lakukan selama perkuliahan.
Oleh karena itu, saya menyarankan kepada rekan-rekan sekalian
“Raihlah IPK setinggi-tingginya” sesuai dengan kemampuan dan
kapasitas kita masing-masing. Bayangkan senyum orang tua kita ketika
kita lulus dengan nilai, prestasi yang baik dan kepuasan mereka telah
membesarkan dan membiayai kita selama ini. Membuat orang tua bahagia
adalah ibadah, dan dengan begitu insyallah jalan hidup kita akan
dimudahkan di kemudian hari karena kita sudah berbakti kepada orang
tua. Semoga renungan saya ini dapat menjadi bahan pertimbangan
rekan-rekan sekalian, salam :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar