Minggu, 06 November 2011

IPK Tinggi, Pentingkah?


Banyak pihak yang menyatakan bahwa memiliki IPK tinggi tidaklah menjamin masa depan seseorang, di lain pihak, banyak sekali yang menyatakan bahwa IPK tinggi itu sangat penting untuk mengukur keberhasilan kualitas seorang sarjana. Lalu, manakah yang benar? Apakah mempunyai IPK tinggi itu benar-benar akan menjamin masa depan seorang sarjana? Berikut adalah beberapa quote yang berkisar tentang permasalahan itu dan pendapat pribadi saya tentangnya. (Semoga dapat menjadi bahan pertimbangan rekan-rekan sekalian :D )

“IPK yang tinggi tidak menjamin masa depan seorang sarjana” itu adalah fakta yang benar. Seorang sarjana tidak cukup hanya mempunyai IPK tinggi saja untuk menghadapi berbagai tantangan yang menghadangnya. Kemampuan berorganisasi, kemampuan keterampilan lain dan mungkin beberapa kelengkapan lain diperlukan agar seorang sarjana mampu menjadi manusia yang unggul. Namun satu hal yang paling penting adalah, “Mental seorang sarjana”. Seorang sarjana diharapkan mempunyai mental yang kuat, kokoh dan mempunyai pemikiran sistematis dalam menghadapi berbagai masalah.

“Kemampuan berorganisasi lebih penting dari IPK tinggi” terkadang fakta ini benar dalam sebuah batasan tertentu. Kemampuan organisasi sangatlah penting untuk menempatkan diri seseorang dalam struktur sosial masyarakat dan tempat dimana ia bekerja. Seseorang yang mempunyai kemampuan organisasi akan mempunyai nilai lebih dimanapun dan kapanpun ia berada.


“IPK tidak mencerminkan kemampuan seseorang yang sebenarnya.” ini adalah pernyataan yang benar. IPK yang tinggi memang tidak selalu mencerminkan kemampuan seseorang. Namun bisa dikatakan bahwa hampir benar bahwa IPK tinggi itu menceriminkan kemauan seseorang. IPK tinggi bisa (walaupun tidak selamanya) menentukan bahwa seseorang itu mempunyai kemauan untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya dengan sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya.

“IPK tinggi hanya berguna sampai pada pendaftaran pekerjaan” ini yang perlu diluruskan. IPK tinggi memang menjadi patokan awal dalam seleksi pekerjaan atau seleksi awal dalam mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Namun perlu diingat bahwa semakin baik IPK seseorang, maka ia akan mempunyai peluang lebih tinggi dalam mendapatkan pekerjaan yang ia inginkan dan tentu saja pekerjaan yang baik, baik dalam artian perusahaan yang baik dan baik dalam artian masa depan. Hal tersebut tentu akan menjadi sebuah efek domino, pekerjaan yang baik, masa depan cerah, keluarga yang tercukupi kebutuhannya dan seterusnya. Itu yang perlu kita perhatikan baik-baik.

“IPK tinggi itu lebih baik menjadi dosen saja.” Pernyataan ini sungguh sangat keliru. IPK tinggi itu dibutuhkan baik di bidang akademik maupun di bidang-bidang lain. Tapi memang IPK tinggi biasanya lebih dibutuhkan pada bidang pendidikan daripada yang lain.

“Mendapatkan IPK tinggi itu sia-sia karena membuang masa muda kita” ini pernyataan yang salah kaprah. IPK tinggi itu sebenarnya tidak terlalu sulit untuk diperoleh. Hanya ada 2 buah kunci (menurut pengalaman saya) untuk mendapatkan IPK (yang setidaknya baik :D ) yaitu belajarlah di saat yang tepat dan kerjakan apa yang perlu dikerjakan. “Belajarlah di waktu yang tepat” itu berarti kita harus mampu membagi waktu dengan baik, jika pada waktu ujian, persiapkan ujian itu dengan baik. Pada waktu senggang dan luang, rekreasilah jika memang itu diperlukan. Sedangkan “kerjakan apa yang perlu dikerjakan” mengandung maksud, kita harus mengerjakan segala sesuatu (tugas dll) sesuai permintaan dan instruksi. Dengan begitu, biasanya secara otomatis indeks prekstasi kita juga akan meningkat. Sesuai dengan kemampuan dan usaha yang telah kita lakukan.

Beberapa orang di antara kita (atau malah kebanyakan dari kita) menjalani kuliah hanya sekali seumur hidup. Tentu saja nalarnya, kita tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu dengan menyepelekannya begitu saja. Indeks prestasi yang tinggi akan menjadi sebuah raihan kita tersendiri selain berbagai kegiatan yang memang perlu kita lakukan selama perkuliahan. Oleh karena itu, saya menyarankan kepada rekan-rekan sekalian “Raihlah IPK setinggi-tingginya” sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kita masing-masing. Bayangkan senyum orang tua kita ketika kita lulus dengan nilai, prestasi yang baik dan kepuasan mereka telah membesarkan dan membiayai kita selama ini. Membuat orang tua bahagia adalah ibadah, dan dengan begitu insyallah jalan hidup kita akan dimudahkan di kemudian hari karena kita sudah berbakti kepada orang tua. Semoga renungan saya ini dapat menjadi bahan pertimbangan rekan-rekan sekalian, salam :D

Tidak ada komentar: