Jumat, 04 Desember 2020

Apa Yang Harus Dilakukan Dengan Kasus Covid-19 Indonesia?

Pada 3 Desember lalu, kasus Covid-19 di Indonesia meningkat begitu pesat. Jumlah kenaikan per-hari mencapai 8369 kasus. Rekor paling tinggi sebelumnya hanya pada kisaran 6000an kasus. Apa yang salah dengan Indonesia, padahal kasus Covid-19 di negara ASEAN lain sudah cukup stabil?

 


Ini sebenarnya hanya opini ya, bisa saja salah dan mungkin saja sudah dilakukan. Hanya dilapangan kadang apa yang direncanakan tidak sejalan dengan apa yang sudah digariskan. 

Kita harus akui dulu, jika pada awal pandemi, baik masyarakat maupun pemerintah cukup (let say) tidak tanggap terhadap penyebaran virus. Pintu wisata justru dibuka, ketika negara lain mulai menutup diri secara serempak.  Beberapa pejabat juga melontarkan komentar yang justru membuat masyarakat menjadi tidak waspada. Seperti soal orang Indonesia imun dan masih banyak lagi.

 

Ya, beberapa pernyataan itu memang sudah dikoreksi, hanya saja kita menjadi sedikit tertinggal dibandingkan beberapa negara lain. Terutama di kawasan-kawasan ASEAN. Singapore yang sempat menjadi yang paling besar, kini sudah stabil, begitu juga dengan negara besar lain seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Hanya Philipina saja yang kasusnya masih tidak terkendali.

Jika saja waktu itu masyarakat dan pemerintah kompak, untuk lockdown satu atau dua bulan saja. Mungkin keadaan sekarang sudah jauh berbeda. Penyebaran tidak akan semasive sekarang. Saya ingat, waktu-waktu itu, jangankan untuk mentaati protokol kesehatan. Cari masker saja sulitnya setengah mati. Dan kalaupun ada, harganya luar biasa mahal. Itu di apotek resmi ya, di toko online bahkan lebih parah lagi.

Sekarang, setelah 8 bulan pandemi, agak susah rasanya untuk membujuk orang untuk diam di rumah. Slogan "dirumah saja" saya rasa sudah tidak lagi mempan. Orang mau tidak mau harus terus bekerja, meskipun beberapa kantor masih bisa memberlakukan WFH. Namun orang-orang pekerja lapangan, mereka harus tetap keluar rumah. Ini yang harus diperhatikan. 

Sosialisasi protokol kesehatan saya rasa sekarang adalah kunci. Aparat TNI dan Polri bersama dengan pemda sudah selayaknya diterjunkan untuk melakukan itu. Dan kalau bisa, acara-acara besar dengan kerumunan orang sedari awal harus dicegah. Jangan sampai ada. Dan pilkada, saya rasa juga tidak baik juga dilakukan di masa pandemi seperti ini. Apalagi melihat tren beberapa hari ini yang terus menerus menunjukan kondisi semakin memburuk.

Apakah harus lockdown lagi?

Saya rasa sudah terlambat untuk itu. Yang bisa dilakukan selain sosialisasi dan pembatasan aktivitas berkumpul. Itu saja kalau dilakukan dengan efektif saya rasa akan cukup terasa hasilnya. Pembatasan ruang di kantor, restoran, atau tempat umum lainnya juga harus dilakukan. Karena tempat-tempat tertutup seperti kantor dan restoran adalah media yang subur untuk tumbuh berkembangnya virus. Lalukan sidak secara berkala, dan berikan tindakan yang tegas untuk pelanggarnya.

Semoga saja pandemi ini bisa dilalui dengan baik, dan semua yang membaca tulisan ini bisa selamat dan sehat.


Tidak ada komentar: